Sabtu, 31 Maret 2012

Kalau Bukan Kita Sendiri Siapa?

Sore itu duduk diantara peserta yang sebagian besar adalah Mbah Guru aku menyebutnya karena dari sekian ratus peserta mereka paham betul dengan Bahasa Jawa, ada salah satu peserta tepat duduk di depan kursiku seseorang yang berkulit putih kemerah-merahan, hidung mancung, tinggi di atas rata-rata orang Indonesia. Dari jauhpun ketahuan kalau Ia bukanlah orang Indonesia apa lagi Jawa. Awalnya aku merasakan suatu kebanggaan wah ternyata pesertanya ada yang berasal dari luar negeri. Sebagai orang Jawa tulen perasaan seperti itu tentu bukan sesuatu yang aneh. Bahkan siapapan orangnya kalau ada yang memberikan apresiasi terhadap kekayaan budaya tentu merasakan kebanggaan tersendiri. Hari ini memang istimewa para Mbah Guru datang dari berbagai kota. Bahkan ada juga yang dari mancanegara. Pikirku ingin menyapanya dengan bahasa mancanegara tapi ini kan acaranya Konggres Sastra Jawa. Tentu bukan suatu kepatutan jika siapapun yang ada dalam acara itu berdialog menggunakan bahasa selain bahasa Jawa. 
Tak terasa acara sudah berlangsung sampai tengah malam. Malam ini memang istimewa banyak sekali di pentaskan berbagai jenis Sastra Jawa. Masih dalam pikiranku bertanya-tanya. Orang mancanegara saja yang jauh dari sana datang hanya untuk mengikuti Konggres Sastra Jawa. Bukan maksudku mengecilkan Sastra Jawaku sendiri. Tapi itu kebiasaanku yang tak patut dijadikan ukuran. Biasanya kalau tidak menyangkut dengan sesuatu yang sangat penting atau bahkan wajib aku kan bermalas-malasan untuk hadir dalam kegiatan-kegiatan. 
Sampai batas pikirku berhenti berdialog seakan aku dapat menyimpulkan. He..e..e dialog sendiri itu kan monolog. Berarti monolog dalam berpikir. Kalau orang mancanegara saja memberikan apresiasi terhadap budaya Jawa. Tentu saya atau bahkan semua orang yang mengaku Jawa Tulen akan berdosa jika tak mencintai budaya sendiri. Kalau bukan kita sendiri siapa?

Penulis, 
Moh. Zamzuri

Cinta Pertama

Detak....yang labil menggema karena sesuatu yang tak sempurna "inikah cinta pertama" rasanya pengin ini...pengin itu...kurang begini..kurang begitu....

Hari ini yang kurasakan mungkin gak sama persis dengan apa yang pernah atau dirasakan kebanyakan orang. Detak yang gak berirama ini menghiasi jemari ku saat awal menulis dalam blog ini. Akankah dapat tanggapan positif ataukah karena banyak yang kurang ini kurang itu menjadikan apa yang kutuliskan ini tak sempurna. Tapi aku berharap ke depan jemariku akan terbiasa dengan apa yang kupikirkan dan kurasakan sebagai wahana berkomunikasi dengan banyak orang dimanapun berada.

Salam kenal,

Bias-Inspirasi