Selasa, 26 Juni 2012

Dongeng Putri Mawar


PUTRI MAWAR
Ditulis Oleh: Moh. Zamzuri

Pagi itu matahari tampak berseri, sinarnya kuning kemerah-merahan. Embun pagi mulai meninggalkan pucuk-pucuk dedaunan. Nyanyian burung-burung terdengar indah sekali. Gemericik air dari mata air sendang di pinggiran hutan mayang melengkapi keindahan pagi. Hutan asri penuh dengan tumbuhan yang hidup berdampingan, berderet tumbuh semak belukar dengan daun-daun warna warni bagai lukisan. 
Di antara mata air itu hiduplah beberapa keluarga bunga mawar bernama Rus. Batang tubuhnya berwarna hijau dengan beberapa duri tumbuh menjadikan ia sebagai bunga yang anggun. Sesekali Rus tersenyum “hem….hem..hem” sesaat ketika daun-daunya yang hijau rimbun diterpa semilirnya angin di pagi hari “wus….wus…..wus….” Batang tubuhnya yang bergoyang-goyang seakan menari-nari meliuk-liukkan gaun hijau yang tumbuh bersama daunnya. Rus benar-benar bagai putri yang cantik jelita.
Tiap kali udara berhembus Rus berteriak kegirangan “la…la….la….la…, la…la….la…., la….la…la….” ranting-ranting disampingnya pun turut merasakan kegirangan yang dirasakan Rus hingga berayun-ayun membentuk melodi yang indah.
Selain keluarga Rus ada juga keluarga melati putih dan sepatu merah. Kedua keluarga ini tampak sederhana. Keluarga bunga melati hanya memiliki mahkota sederhana berwarna putih namun aromanya harum mewangi. Walau ia tampak pemalu, melati putih selalu menyempatkan menyapa bunga sepatu merah sambil tersenyum.
Suatu hari di akhir bulan Mei, datanglah Putri raja ke pinggiran hutan. Putri tak menyangka di pinggiran hutan ada bunga-bunga yang indah dan menawan. “oh, indahnya bunga-bunga ini, aku ingin memetiknya” “tapi…” sambil mengernyitkan dahinya yang berwarna putih itu. Putri mengurungkan niatnya untuk memetik mawar itu. Biarlah..biarlah suatu saat nanti bunga mawar ini akan tumbuh dan berkembang menjadi taman yang indah dan aku akan merawatnya.
Dengan sedikit rasa cemas Rus merasakan kegembiraan karena tidak jadi dipetik oleh sang putri. Hari-hari selanjutnya Rus lalui dengan penuh kegirangan, menari dan menyanyi….”la….la….la….la…..,la….la…..la….,”.
Hingga suatu ketika, “haem….haem…haem…..”  sedikit demi sedikit gaun hijau daun yang indah bunga mawar Rus pun mulai berlubang. Sambil memandangi keluarga ulat-ulat itu, mawar membiarkan daunya dimakan. Pak ulat dan anak-anaknya yang kecil-kecil memang lagi merasakan lapar. Jadi dengan terpaksa ulat-ulat ini memakan daun-daun bunga mawar. “Maafkan kami ya bunga mawar Rus!” “Anak-anak kami memang sedang lapar, jadi ijinkan kami memakan daunmu, ya!”
Esoknya anginpun berhembus setelah kabut tipis menghilang dari pucuk-pucuk daun bunga mawar. Pagi itu tampak sepi. Tak ada yang menari. Tak terdengar suara nyanyian mawar yang biasanya merdu ditambah melodi bunyi ranting-ranting yang bergesekan.
Dengan pelan Melati mencoba mendekati Rus dan menyapanya. “Hai….hai” tak ada jawaban dari mulut Rus. Bahkan Rus menundukkan kepalanya yang dipenuhi mahkota berwarna merah itu. Tak lama kemudian terdengar sesenggukan. Rupanya bunga Rus menangis. “hik..hik…hik….tak adil, semua ini tak adil bagiku.”  Melati mencoba mendekati tetapi “hik….hik….hik….hik….” Rus menangis semakin menjadi-jadi.
“Rus kalau ada masalah ceritakanlah padaku?” Tanya bunga melati. Tak ada masalah yang tidak dapat diselasaikan, kan? Melati bertanya lagi. “Lihatlah gaunku!” pinta Rus. “Daun-daun yang dulu ku banggakan sekarang tak terlihat lagi keindahannya. Dipenuhi lubang-lubang yang tak beraturan.”
“Rus, bukankah kita hidup ini harus saling berbagi, saling memberi.” “Coba bayangkan jika ulat-ulat itu tak kau beri makanan.” “Bukankah ulat-ulat itu akan mati kelaparan.” “Lagi pula daun-daunmu kan dapat tumbuh lagi.” “Menarilah!… menyanyi!..menar!i…menyanyi!..” “kau akan merasakan betapa indahnya memberi.”
Menarilah bersamaku, Rus! permintaan melati.”ye…ye….ye…” teruslah menari! Teruslah bernyanyi…”tralala…la…..”
“La..la…la….” sahut Mawar Rus. “la…la..la…” hingga tak terasa bunga Mawar Rus seharian, semingguan, dan tak pernah berhenti menari hingga tak terasa gaun-gaun hijau yang di banggakan telah lengkap kembali bahkan lebih indah lagi karena banyak yang berwarna hijau muda.
Tak disangka tak kala bunga mawar Rus menangis dan bercerita pada Melati Pak ulat dan anak-anaknya mendengarkan semuanya. Merekapun ikut menangis dan menyesali perbuatannya.
Kemudian suatu hari pak ulat dan anak-anaknya puasa tak makan daun berhari-harinya hingga tubuhnya lemah sekali. Selama berpuasa itu Pak ulat dan anak-anaknya bertekad membalas sebisa mungkin untuk menyenangkan keluarga Mawar Rus.
Hingga suatu ketika Pak ulat berdo’a kepada Tuhan, agar dapat membalas kebaikan bunga Mawar Rus. Tak lama kemudian tubuh-tubuh ulat ini berubah menjadi kempompong hingga beberapa hari dan berubah menjadi kupu-kupu yang lebih indah dari ulat sebelumnya.
Sebagaimana janji ulat sebelumnya mereka akan membalas kebaikan yang pernah diberikan bunga mawar Rus, dengan membantu penyerbukan dan menebarkan benih-benih bunga mawar.
“Siapakah kau?” Tanya bunga mawar Rus. “Aku adalah ulat-ulat yang dulu memakan daunmu hingga kau menangis setiap hari.” Jawab Pak ulat dan keluarganya.” “Lalu, apa maksud kedatanganmu kemari? Tanya bunga Mawar. “ aku akan membalas kebaikan yang pernah kau berikan pada kami” “apa yang dapat kamu lakukan untukku dan keluargaku” Tanya Mawar. “Aku akan membantu kamu beserta keluargamu.” Jawab Pak Ulat yang telah berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Setiap sari-sari bungamu bermekaran aku akan menyerbukkannya hingga kau akan mendapatkan keluarga yang lebih banyak lagi.   
Hari berganti hari keluarga Rus tampak tersenyum gembira melihat keluarganya semakin hari semakin banyak. Hingga jadilah taman bunga Mawar Rus yang indah. Hingga terkenal dan terdengar oleh putri. Bahwa ada taman bunga mawar di hutan.
Tak lama kemudian putri beserta pangeran mengunjungi taman bunga Mawar Rus itu. “Wah, indah sekali!” putri jantungnya berdecak kagum. “bukankah dulu ini mawar-mawar yang tak jadi ku petik.” Putri menceritakan kisanya dulu pada pangeran.
Hingga akhirnya pangeran memberikan hadiah pada putri sebuah kerajaan kecil yang dipenuhi dengan taman bunga mawar merah.